Sabtu, 07 Mei 2016

BAB 6 MANUSIA dan PENDERITAAN



A.    PENGERTIAN PENDERITAAN

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dri bahasa sanksekerta dhra, artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
      Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
      Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya., tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangka ata tangggap terhadap peringatan yang diberikanNya?. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan tidak sadar dari manusia waktu tidu, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebgai homo religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaannya yan lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakananya? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Dalam kepasrahan akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur penderitaan yang dialamanya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat diuar kemampuan manusia.
      Baik dalam Al Quran maupun ktab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami ole manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya peneritaan. Tetapi umumya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manuia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. 

B.     SIKSAAN

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang akan dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaa bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankabut menyatakan :
“Masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
            Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.
            Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa.
            Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Kebimbangan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan plilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu , sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah pikirannya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapta diatasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati  mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak utuk berkomunikasi.  Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tdak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapet menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkanyang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Ketakutan juga dapat timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis, banyak sebab yang dijadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a.)    Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b.)   Gamang merupakan ketakutan bila seseorang berada di tempat tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.
c.)    Kegelapan merupakan ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti.
d.)   Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
e.)    Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu. Beberapa enderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanak-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantab.
Tanpa pengobatan, anak-anak yang menderita phobia sekolah dapat berkembang menjadi agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa. Kesukarannya adalah bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dari phobia yang sebenarnya.
            Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adala suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatka perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan tegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.

C. KEKALUTAN MENTAL

            Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
            Gejala- gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
a.       Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b.      Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap – tahap gangguan kejiwaan adalah :
a.       Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
b.      Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya yang salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c.       Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.    Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghacurkan mentalnya.
b.    Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c.    Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah :
a.       Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajjud pada waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.      Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan. Sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1)      Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang disekitarnya.
2)      Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan(infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung- raung, memecahkan barang-barang.
3)      Fiksasi adalah peletakkan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4)      Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5)      Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya; misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan meyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6)      Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7)      Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:
1)      Kota – kota besar yang banyak memberi tantangan - tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2)      Anak – anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam - idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya. Sehingga pada orang – orang pada usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3)      Wanita pada umumya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaan tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanita lah yang lebih banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria.
4)      Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatasnya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
5)      Orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalah spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan neraka dalm hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lau mengambil jalan “pintas” dengan bunuh diri.

D. PENDERITAAN DAN PENGORBANAN

            Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu teserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu manusia berusaha mengatasi penderitaan yang dialaminya. Hal ini membuat manusia menjadi kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
            Penderitaan dapat disebut juga sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia saja, melainkan juga menderita. Maka dari itu manusia tidak boleh pesimis dalam menjalani kehidupannya, yang  menggangap hidup adalah sebuah rangkaian penderitaan. Manusia juga harus optimis dalam menjalankan kehidupannya, ia harus dapat mengatasi kesulitan dalam hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11 yaitu “Allah tidak akan merubah nasib kaumnya kecuali kaumnya itu sendiri yang berusaha merubahnya”.
            Cara untuk membebaskan diri pada penderitaan hidup yaitu berjuang menghadapi tantangan hidup di sekitar lingkungan, masyarakat, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dari bahaya serta malapetaka. Manusia hanya dapat merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan semua itu akan terjadi. Sumber malapetaka tersebut muncul akibat kelalaian manusia itu sendiri. Penderitaan yang dialami bukan hanya menjadi beban bagi diri sendiri, melaikan menjadi beban bagi orang lain. Mungkin penderitaan tersebut muncul akbat ulah diri sendiri tetapi orang lain ikut terkena imbasnya.
            Kita harus belajar dari para pejuang bagaimana mereka dapat mengatasi penderitaan mereka yang begitu berat. Sebagian dari kehidupan mereka dilalui dengan pengorbanan dan perjuangan yang begitu besar. Contohnya Pemimpin pertama kita Ir.Soekarno dan Muh.Hatta harus mendekam sangat lama di dalam enjara colonial pada masa itu demi kemerdekaan bangsa.

E. PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN

            Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan yang cukup lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reaktor nukir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini terjadi di Hirosyima dan Nagasaki yang di bom atom, kebocoran nuklir di Unisoviet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang di Irak.
            Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia yaitu kecelakaan, bencana alam, bencana perang, dan lain-lain. Contoh tenggelamnya kapal Tampomas Dua di Perairan Masalembo, jatuhnya pesawat Hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, serta meletusnya gunung Galunggung di Tasik Malaya, dan perang di Irak-Iran.
            Berita mengenai penderitaan manusia mengisi lembaran Koran, layar TV, radio yaitu agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakannya. Sehingga dapat menggugah hati manusia untuk berubuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan ini dilakukan perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempt pengungsian.
            Alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat lansung menenukan nilai sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Pentingnyan komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dan penonton dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Contoh penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat disiksa oleh orang tuanya sendiri yang difilimkan dengan judul “Arie Hangara”.      

F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA

a)      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk antara sesama manusia kadang disebut dengan nasib buruk. Nasib buruk dapat diperbaiki jika manusianya sendiri mau untuk merubah sikapnya untuk menjadi lebih baik. Nasib buruk bukanlah takdir yang ditentukan oleh mansuia itu sendiri tapi karena manusia penyebabnya.
 Contoh perbuatan manusia yang merugikan sesama, yaitu:
1.      Pembantu yang disiksa dan disekap oleh majikannya. Disini Majikannya adalah orang yang berhak untuk menerima sanksi yang sesuai dengan perbuatannya karena telah merugikan orang lain. Sedangkan pembantu tersebut harus di pulihkan batin dan psikisnya.
2.      Pada zaman orde lama, derajat kaum wanita sangat direndahkkan dan memandang wanita dengan sebelah mata. Oleh karena itu seniman Rendra membuat karya yang bertujuan untuk mengembalikan derajat wanita pada zaman itu dan berusaha mengajak masyarakat untuk memperbaiki nasib buruk tersebut.
Perbuatan manusia dengan merusak lingkungan juga dapat menyebabkan nasib buruk, tapi manusia yang tidak sadar dengan tindakannya terus melakukan perusakaan terhadap lingkungan. Contoh paling sederhana perbuatan manusia yang merusak lingkungan adalah dengan membuang sampah ke kali atau sungai atau selokan. Dalam jangka pendek mungkin tidak akan terasa akibatnya, tapi dalam jangka panjang perbuatan ini dapat menyebabkan banjir bahkan sumber air bersih berkurang karena tercemar limbah sampah.
Manusia dan kehidupannya yang terus bergerak maju seakan lupa dengan masa lalunya. Betapa alangkah baiknya jika manusia dapat terus hidup dalam kesederhanaan tanpa berlebihan. Jika dengan kesederhanaan manusia dapat hidup tenang dan damai mengapa harus mencari kesempurnaan yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan.  
b)      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Apakah boleh menyebut hukuman yang Tuhan berikan karena perbuatan kita yang salah dengan penderitaan? Apakah hal buruk yang kita alami selama hidup boleh untuk kita sebut sebagai penderitaan? Jika kita dapat mensyukuri apa yang kita dapat, apa yang kita miliki saat ini betapa tenang dan bahagia hidup kita. Tabah, tawakal, ikhlas, pasrah dan percaya kepada Tuhan adalah kunci yang akan menguatkan kita untuk melewati masa sulit dalam hidup. Jika kita melakukan kesalahan memang sudah sepantasnya kita mendapat hukuman terutama dari Tuhan. Tidak perlu mencari kesempurnaan jika kesederhanaan dapat membuat kita bahagia lahir batin.


G. PENGARUH PENDERITAAN

Penderitaan yang dialami manusia dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif dalam diri setiap manusia. Dampak negatif timbul karena manusia merasakan penyesalan yang sangat dalam. Hal ini dapat menyebabkan tidak ada gairah dalam hidup.  Selalu pesimis dalam menjalani hidup.
Dampak positif sangat baik untuk mengatasi penderitaan karena itu berarti manusia mengalami perubahan pola pikir kearah yang lebih baik. Bersikap optimis bahwa hidup bukanlah penderitaan tapi adalah perjuangan untuk membebaskan diri dari nasib buruk. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.